Senin, 05 September 2016

Identifikasi dan Analisis Bisnis dan Risiko pada Toko Idola Fashion


A. Profil Perusahaan
Nama                     : Idola Fashion
Jenis Bisnis            : Berbagai jenis pakaian
Berdiri sejak          : 2008
Alamat                  : Jalan Candi Gebang 205, Yogyakarta
Pemilik                  : Hanjoyo Irawan          

                            Prospek bisnis pakaian yang semakin hari semakin tinggi minat pasarnya, mampu menarik para pencari usaha untuk menjadikan bisnis pakaian sebagai peluang usaha yang menghasilkan untung besar. Banyak para pengusaha yang kini telah sukses dengan menjalankan bisnis pakaian. Salah satu contoh pengusaha yang telah sukses menjalankan peluang bisnis pakaian adalah Bapak Hanjoyo Irawan dan keluarga. Ia mendirikan bisnis pakaian bernama Idola Fashion.
                            Awalnya, toko ini merupakan sebuah toko pakaian yang kecil di Yogyakarta. Dan pertama kali didirikan pada tahun 2008. Toko ini mengontrak sebuah ruko di Jalan Raya Candi Gebang selama kurang lebih dua tahun. Selama dua tahun tersebut, Idola Fashion mendapat sambutan yang baik dari masyarakat dan berkembang sangat cepat. Dua tahun berikutnya, toko usaha pakaian ini berpindah lokasi yang tak begitu jauh yaitu masih di sekitar Jalan Candi Gebang 205, Yogyakarta yang sudah sangat berkembang dibanding dua tahun sebelumnya. Karena Idola Fashion ini merupakan bisnis keluarga, maka seluruh anggota keluarga turut ikut campur dalam bisnis pakaian ini. Mereka saling bekerja sama untuk mengembangkan usaha bisnis pakaian.
                            Pakaian–pakaian ini di supply dari supplier terbaik di Indonesia, baik dari dalam kota, luar kota, luar pulau dan bahkan ada beberapa yang di supply dari luar negeri. Kisaran harga pakaian di Idola Fashion ini adalah Rp 6000,- sampai Rp 150.000,-. Usaha ini didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pakaian yang berkualitas tinggi dengan harga yang sangat terjangkau oleh masyarakat. Alasan usaha ini diberi nama Idola Fashion supaya menjadi idola dan pilihan pertama masyarakat dalam berbelanja pakaian. Sasaran customer Idola Fashion adalah segala lapisan masyarakat seperti pelajar, mahasiswa, karyawan, dan keluarga.
                            Pakaian merupakan produk tunggal dari usaha Idola Fashion, mulai dari pakaian dalam, pakaian wanita, pakaian pria, berbagai jenis celana, dress, hingga menyediakan sepatu. Untuk menjaga loyalitas pelanggan, Pak Hanjoyo Irawan sangat teliti dalam memilih pakaian berkualitas baik. Dengan keuntungan yang ia hasilkan, dapat memutar modalnya selama hampir delapan tahun ini. Karena Idola Fashion sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat dan dengan kepercayaan tersebut, Idola Fashion masih tetap eksis dan berkecimpung dalam bisnis pakaian ini. Banyak lika–liku yang dihadapi Idola Fashion salah satunya adalah ada karyawan yang nakal, keterlambatan pengiriman barang, dan lain-lain.

B. Identifikasi dan Analisis Bisnis Perusahaan (SWOT)
A)    Strenght
·         Menjual produk dengan harga sangat terjangkau.
·         Kualitas produk sangat baik.
·         Pelayanan yang ramah dan cepat.
·         Tempat parkir luas.
·         Penataan produk sangat baik.
B)     Weakness
·         Belum memaksimalkan pemanfaatan sosial media untuk media pemasaran.
·         Sering kurang teliti saat memeriksa produk, sehingga ada produk cacat yang di display.
·         Sistem toko masih manual
C)     Opportunities
·         Terletak di daerah strategis yaitu disekitar tempat kost dan kampus.
·         Sudah dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai toko murah berkualitas.
D)    Threats
·         Mulai timbul pesaing di daerah toko Idola Fashion.
·         Pesaing menjual beberapa produk yang sama.

C. Identifikasi dan Analisis Risiko Perusahaan
Suatu peta-aliran menggambarkan seluruh operasi dari perusahaan yang bersangkutan, yang dimulai dari bahan mentah pada lokasi supplier dan berakhir dengan produk jadi dalam tangan pelanggan. Di bawah ini sebuah peta-aliran yang menggambarkan operasi Idola Fashion secara sederhana. Dengan mempergunakan peta-aliran dapat dilakukan analisis.
 

Risiko dapat dikatakan merupakan akibat (atau penyimpangan realisasi dari rencana) yang mungkin terjadi secara tak terduga. Walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai dengan rencana itu. Sumber penyebab risiko dari Idola Fashion dapat diklasifikasikan menjadi sumber penyebab eksternal dan sumber penyebab internal. Risiko internal adalah risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Sedangkan risiko eksternal adalah risiko yang berasal dari luar perusahaan.
1. Sumber penyebab eksternal
a.Supplier
Idola Fashion mendapatkan barang-barang dagangannya melalui beberapa supplier. Supplier-supplier ini mempunyai lokasi di luar kota, luar provinsi, dan bahkan luar negeri. Salah satu hal yang dialami oleh Idola Fashion ialah sulitnya dalam mencari supplier seperti yang diinginkan. Kualitas merupakan syarat mutlak saat Idola Fashion memilih supplier. Beberapa supplier menawarkan biaya yang murah namun kualitasnya tidak bagus. Sebaliknya, supplier yang memiliki kualitas produk yang baik belum tentu memiliki pelayanan yang baik. Banyak dari para supplier mempunyai produk-produk yang baik tetapi komunikasi mereka perlu diragukan. Mereka juga tidak dapat menjanjikan ketepatan waktu dalam pengiriman barang. Permasalahan yang sering muncul ialah ketika supplier secara tiba-tiba tidak bisa mengirimkan barang yang Idola Fashion butuhkan.
b.Fluktuasi nilai Rupiah
Untuk menghadapi persaingan usaha, Idola Fashion mengimpor barang-barang dagangannya dari luar negeri. Salah satu risiko yang dihadapi oleh Idola Fashion itu bersifat ekonomi. Nilai Rupiah yang berubah-ubah tidak stabil akan sangat mempengaruhi kegiatan jual beli di Idola Fashion. Adanya impor akan menimbulkan uang keluar dari Indonesia ke luar negeri. Agar dapat melakukan pembayaran dengan mata uang asing, maka Idola Fashion harus menukarkan uang Rupiah menjadi mata uang asing. Jika saat itu nilai tukar Rupiah sedang melemah, maka akan diperlukan lebih banyak uang Rupiah (modal Idola Fashion)  untuk memperoleh sejumlah mata uang asing yang akan digunakan untuk melakukan pembayaran ke luar negeri. Hal ini menyebabkan harga jual barang-barang impor di Idola Fashion akan semakin mahal. Akibatnya, daya beli atau permintaan masyarakat menjadi menurun. Sebaliknya, jika saat itu nilai tukar Rupiah sedang menguat, maka modal yang dikeluarkan Idola Fashion untuk memperoleh barang dagangannya menjadi lebih sedikit. Hal ini menyebabkan harga jual barang-barang impor di Idola Fashion akan semakin murah. Akibatnya, daya beli atau permintaan masyarakat menjadi meningkat. Kejadian sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan (expectations) ke salah satu dari dua arah. Artinya, ada kemungkinan fluktuasi menyebabkan keuntungan dan ada pula fluktuasi yang merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada, maka kita katakan risiko fluktuasi nilai Rupiah bersifat risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah risiko yang memiliki kemungkinan terjadinya dua peluang. Peluang terjadinya kerugian dan peluang terjadinya keuntungan.
c.Lingkungan
Risiko yang dihadapi Idola Fashion tidak hanya risiko ekonomi tetapi juga risiko sosial. Halaman parkir Idola Fashion sering digunakan untuk tempat parkir umum. Hal ini menyebabkan parkir untuk konsumen Idola Fashion menjadi berkurang. Selain itu, iklim merupakan risiko yang serius. Hujan yang terlalu deras menyebabkan berkurangnya minat konsumen untuk mengunjungi toko.
d.Pemadaman listrik
Idola Fashion membutuhkan penerangan yang baik agar produk-produknya menarik perhatian konsumen. Namun, terkadang pemadaman listrik dari PLN mengganggu aktivitas toko karena Idola Fashion tidak menggunakan genset.
2.Sumber penyebab internal
Ketika memiliki bisnis yang telah berkembang dengan baik, perusahaan memerlukan bantuan untuk menjalankan usaha tersebut. Hal yang selalu dilakukan yaitu merekrut karyawan atau pegawai. Namun, masalah yang sering terjadi ialah sumber daya manusia itu sendiri, misalnya sifat pekerja yang malas, kurang bertanggung jawab atau tidak jujur. Idola Fashion pernah mengalami kerugian yang disebabkan oleh  karyawan yang mengundurkan diri secara mendadak. Kerugian yang seperti ini disebut dengan kerugian personalia (personnel losses).
Risiko yang dihadapi Idola Fashion saat ini (current risk) ialah ketentuan pemerintah tentang izin membangun bangunan. Hal ini menyebabkan perluasan tempat dan perkembangan toko menjadi terhambat. Menurut Perdagangan Ekonomi makro global Rupiah Indonesia diharapkan memiliki nilai 13.342,00 pada akhir kuartal ini, 13.738,00 dalam 12 bulan ke depan, dan 15.852,00 pada tahun 2020. Hal ini menyebabkan dalam satu tahun mendatang, Idola Fashion diperkirakan membutuhkan modal yang lebih besar (emerging risk) untuk mengimpor barang-barang dagangannya karena nilai Rupiah mengalami penurunan. Sedangkan dalam tahun 2020, tantangan Idola Fashion (future risk) merupakan tantangan yang terbesar jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

D. Strategi Perusahaan untuk Mengelola Risiko
Toko Idola Fashion mempunyai beberapa strategi untuk mengelola risiko yang dihadapi. Berikut beberapa strategi yang diterapkan:
-          Dari pengalaman sebelumnya, di mana ada karyawan yang keluar secara mendadak maka dalam menerima karyawan baru pihak toko membuat perjanjian kerja. Perjanjian kerja ini mensyaratkan bagi karyawan baru untuk mengikuti training selama tiga bulan. Setelah tiga bulan itu maka pihak toko akan melakukan evaluasi. Jika kinerja karyawan tersebut memuaskan maka ia akan diangkat menjadi karyawan tetap. Namun, jika kinerja karyawan tersebut tidak memuaskan maka karyawan tersebut tidak diangkat menjadi karyawan tetap. Sementara itu, untuk mengatasi karyawan yang keluar mendadak maka pihak toko mensyaratkan karyawan tersebut untuk memberitahukan tiga bulan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kekosongan sehingga dalam jangka waktu tiga bulan tersebut pihak toko dapat mencari penggantinya.
-          Pihak toko mengadakan perbaikan terus-menerus. Sebagai contoh: saat ada produk cacat yang secara tidak sengaja dibeli, pihak toko meretur barang tersebut ke produsen. Selain itu, pihak toko juga pernah memutuskan untuk tidak membeli pakaian dari produsen tertentu karena produk dari produsen tersebut kurang memuaskan.

E. Komentar atau Pendapat tentang Point C dan D
Menurut pendapat kami, sesungguhnya Idola Fashion tidak hanya memiliki risiko-risiko yang telah disebutkan di atas, misalnya risiko teknologi. Idola Fashion belum memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada sehingga pemasarannya melalui sosial media belum maksimal. Padahal, pada tren saat ini konsumen lebih tertarik untuk melihat produk-produk di internet. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya Idola Fashion lebih memanfaatkan promosi di dalam sosial media agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Untuk risiko masa depan dan risiko yang muncul, sehubungan dengan prediksi bahwa melemahnya nilai Rupiah selama beberapa tahun ke depan, kami sarankan kepada pemilik untuk sering bertanya harga dari supplier untuk mengatasi jika ada kenaikan harga yang tinggi karena melemahnya nilai Rupiah terhadap dollar untuk produk Idola Fashion sehingga mereka dapat mengubah harga jual untuk mencegah kerugian besar di Idola Fashion.
Selain itu, kami kurang setuju dengan strategi Idola Fashion yang memutuskan untuk tidak membeli pakaian dari produsen tertentu karena produk dari produsen tersebut kurang memuaskan. Menurut kami, jika kejadian adanya produk cacat atau yang kurang memuaskan tersebut hanya sesekali terjadi, pihak toko tidak perlu langsung memutuskan hubungan kerja dengan produsen tersebut. Namun, jika kejadian produk cacat atau kurang memuaskan dari produsen tersebut terus menerus terjadi maka tepat bagi Idola Fashion untuk memutuskan hubungan kerja.

Narasumber : Bapak Hanjoyo Irawan selaku pemilik toko Idola Fashion
Referensi
Drs. H. Darmawi, Manajemen Risiko, Bumi Aksara, Jakarta, 2000.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar