A. Profil Perusahaan
Nama : Idola Fashion
Jenis
Bisnis : Berbagai jenis pakaian
Berdiri
sejak : 2008
Alamat :
Jalan Candi Gebang 205, Yogyakarta
Pemilik : Hanjoyo Irawan
Prospek bisnis
pakaian yang semakin hari semakin tinggi minat pasarnya, mampu menarik para
pencari usaha
untuk menjadikan bisnis pakaian sebagai peluang usaha yang menghasilkan untung
besar. Banyak para pengusaha yang kini telah sukses dengan menjalankan bisnis
pakaian. Salah satu contoh pengusaha yang telah sukses menjalankan peluang bisnis
pakaian adalah Bapak Hanjoyo Irawan dan keluarga. Ia mendirikan bisnis pakaian
bernama Idola Fashion.
Awalnya, toko ini
merupakan sebuah toko pakaian yang kecil di Yogyakarta. Dan pertama kali
didirikan pada tahun 2008. Toko ini mengontrak sebuah ruko di Jalan Raya Candi
Gebang selama kurang lebih dua tahun. Selama dua tahun tersebut, Idola Fashion
mendapat sambutan yang baik dari masyarakat dan berkembang sangat cepat. Dua tahun berikutnya,
toko usaha pakaian ini berpindah lokasi yang tak begitu jauh yaitu masih di
sekitar Jalan Candi Gebang 205, Yogyakarta yang sudah sangat berkembang dibanding
dua tahun sebelumnya. Karena Idola Fashion ini merupakan bisnis keluarga, maka
seluruh anggota keluarga turut ikut campur dalam bisnis pakaian ini. Mereka saling
bekerja sama untuk mengembangkan usaha bisnis pakaian.
Pakaian–pakaian ini
di supply dari supplier terbaik di Indonesia, baik dari dalam kota, luar kota,
luar pulau dan bahkan ada beberapa yang di supply dari luar negeri. Kisaran
harga pakaian di Idola Fashion ini adalah Rp 6000,- sampai Rp 150.000,-. Usaha
ini didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pakaian
yang berkualitas tinggi dengan harga yang sangat terjangkau oleh masyarakat.
Alasan usaha ini diberi nama Idola Fashion supaya menjadi idola dan pilihan
pertama masyarakat dalam berbelanja pakaian. Sasaran customer Idola Fashion
adalah segala lapisan masyarakat seperti pelajar, mahasiswa, karyawan, dan keluarga.
Pakaian merupakan
produk tunggal dari usaha Idola Fashion, mulai dari pakaian dalam, pakaian
wanita, pakaian pria, berbagai jenis celana, dress, hingga menyediakan sepatu.
Untuk menjaga loyalitas pelanggan, Pak Hanjoyo Irawan sangat teliti dalam
memilih pakaian berkualitas baik. Dengan keuntungan yang ia hasilkan, dapat
memutar modalnya selama hampir delapan tahun ini. Karena Idola Fashion sudah
mendapat kepercayaan dari masyarakat dan dengan kepercayaan tersebut, Idola
Fashion masih tetap eksis dan berkecimpung dalam bisnis pakaian ini. Banyak
lika–liku yang dihadapi Idola Fashion salah satunya adalah ada karyawan yang
nakal, keterlambatan pengiriman barang, dan lain-lain.
B.
Identifikasi dan
Analisis Bisnis Perusahaan (SWOT)
A)
Strenght
·
Menjual produk dengan harga sangat terjangkau.
·
Kualitas produk sangat baik.
·
Pelayanan yang ramah dan cepat.
·
Tempat parkir luas.
·
Penataan produk sangat baik.
B)
Weakness
·
Belum memaksimalkan pemanfaatan sosial media untuk
media pemasaran.
·
Sering kurang teliti saat memeriksa produk, sehingga
ada produk cacat yang di display.
·
Sistem toko masih manual
C)
Opportunities
·
Terletak di daerah strategis yaitu disekitar tempat
kost dan kampus.
·
Sudah dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai toko murah berkualitas.
D)
Threats
·
Mulai timbul pesaing di daerah toko Idola Fashion.
·
Pesaing menjual beberapa produk yang sama.
C. Identifikasi
dan Analisis Risiko Perusahaan
Suatu peta-aliran menggambarkan seluruh operasi
dari perusahaan yang bersangkutan, yang dimulai dari bahan mentah pada lokasi
supplier dan berakhir dengan produk jadi dalam tangan pelanggan. Di bawah ini
sebuah peta-aliran yang menggambarkan operasi Idola Fashion secara sederhana.
Dengan mempergunakan peta-aliran dapat dilakukan analisis.
Risiko dapat dikatakan merupakan
akibat (atau penyimpangan realisasi dari rencana) yang mungkin terjadi secara
tak terduga. Walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun
tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai
dengan rencana itu. Sumber penyebab risiko dari Idola Fashion dapat
diklasifikasikan menjadi sumber penyebab eksternal dan sumber penyebab
internal. Risiko internal adalah risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri. Sedangkan risiko eksternal adalah risiko yang berasal dari luar
perusahaan.
1. Sumber penyebab eksternal
a.Supplier
Idola
Fashion mendapatkan barang-barang dagangannya melalui beberapa supplier.
Supplier-supplier ini mempunyai lokasi di luar kota, luar provinsi, dan bahkan
luar negeri. Salah satu hal yang dialami oleh Idola Fashion ialah sulitnya
dalam mencari supplier seperti yang diinginkan. Kualitas merupakan syarat
mutlak saat Idola Fashion memilih supplier. Beberapa supplier menawarkan biaya
yang murah namun kualitasnya tidak bagus. Sebaliknya, supplier yang memiliki
kualitas produk yang baik belum tentu memiliki pelayanan yang baik. Banyak dari
para supplier mempunyai produk-produk yang baik tetapi komunikasi mereka perlu
diragukan. Mereka juga tidak dapat menjanjikan ketepatan waktu dalam pengiriman
barang. Permasalahan yang sering muncul ialah ketika supplier secara tiba-tiba
tidak bisa mengirimkan barang yang Idola Fashion butuhkan.
b.Fluktuasi
nilai Rupiah
Untuk
menghadapi persaingan usaha, Idola Fashion mengimpor barang-barang dagangannya
dari luar negeri. Salah satu risiko yang dihadapi oleh Idola Fashion itu
bersifat ekonomi. Nilai Rupiah yang berubah-ubah tidak stabil akan sangat
mempengaruhi kegiatan jual beli di Idola Fashion. Adanya impor akan menimbulkan
uang keluar dari Indonesia ke luar negeri. Agar dapat melakukan pembayaran
dengan mata uang asing, maka Idola Fashion harus menukarkan uang Rupiah menjadi
mata uang asing. Jika saat itu nilai tukar Rupiah sedang melemah, maka akan
diperlukan lebih banyak uang Rupiah (modal Idola Fashion) untuk memperoleh sejumlah mata uang asing
yang akan digunakan untuk melakukan pembayaran ke luar negeri. Hal ini
menyebabkan harga jual barang-barang impor di Idola Fashion akan semakin mahal.
Akibatnya, daya beli atau permintaan masyarakat menjadi menurun. Sebaliknya,
jika saat itu nilai tukar Rupiah sedang menguat, maka modal yang dikeluarkan
Idola Fashion untuk memperoleh barang dagangannya menjadi lebih sedikit. Hal
ini menyebabkan harga jual barang-barang impor di Idola Fashion akan semakin
murah. Akibatnya, daya beli atau permintaan masyarakat menjadi meningkat. Kejadian
sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan (expectations) ke salah
satu dari dua arah. Artinya, ada kemungkinan fluktuasi menyebabkan keuntungan
dan ada pula fluktuasi yang merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada, maka
kita katakan risiko fluktuasi nilai Rupiah bersifat risiko spekulatif. Risiko
spekulatif adalah risiko yang memiliki kemungkinan terjadinya dua peluang.
Peluang terjadinya kerugian dan peluang terjadinya keuntungan.
c.Lingkungan
Risiko
yang dihadapi Idola Fashion tidak hanya risiko ekonomi tetapi juga risiko
sosial. Halaman parkir Idola Fashion sering digunakan untuk tempat parkir umum.
Hal ini menyebabkan parkir untuk konsumen Idola Fashion menjadi berkurang.
Selain itu, iklim merupakan risiko yang serius. Hujan yang terlalu deras
menyebabkan berkurangnya minat konsumen untuk mengunjungi toko.
d.Pemadaman
listrik
Idola
Fashion membutuhkan penerangan yang baik agar produk-produknya menarik
perhatian konsumen. Namun, terkadang pemadaman listrik dari PLN mengganggu
aktivitas toko karena Idola Fashion tidak menggunakan genset.
2.Sumber penyebab internal
Ketika memiliki bisnis yang telah
berkembang dengan baik, perusahaan memerlukan bantuan untuk menjalankan usaha
tersebut. Hal yang selalu dilakukan yaitu merekrut karyawan atau pegawai.
Namun, masalah yang sering terjadi ialah sumber daya manusia itu sendiri,
misalnya sifat pekerja yang malas, kurang bertanggung jawab atau tidak jujur. Idola
Fashion pernah mengalami kerugian yang disebabkan oleh karyawan yang mengundurkan diri secara
mendadak. Kerugian yang seperti ini disebut dengan kerugian personalia (personnel losses).
Risiko yang dihadapi Idola
Fashion saat ini (current risk) ialah
ketentuan pemerintah tentang izin membangun bangunan. Hal ini menyebabkan
perluasan tempat dan perkembangan toko menjadi terhambat. Menurut Perdagangan
Ekonomi makro global Rupiah Indonesia diharapkan memiliki nilai 13.342,00 pada
akhir kuartal ini, 13.738,00 dalam 12 bulan ke depan, dan 15.852,00 pada tahun
2020. Hal ini menyebabkan dalam satu tahun mendatang, Idola Fashion
diperkirakan membutuhkan modal yang lebih besar (emerging risk) untuk mengimpor barang-barang dagangannya karena
nilai Rupiah mengalami penurunan. Sedangkan dalam tahun 2020, tantangan Idola
Fashion (future risk) merupakan tantangan
yang terbesar jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
D. Strategi Perusahaan untuk
Mengelola Risiko
Toko
Idola Fashion mempunyai beberapa strategi untuk mengelola risiko yang dihadapi.
Berikut beberapa strategi yang diterapkan:
-
Dari pengalaman sebelumnya, di mana ada
karyawan yang keluar secara mendadak maka dalam menerima karyawan baru pihak
toko membuat perjanjian kerja. Perjanjian kerja ini mensyaratkan bagi karyawan
baru untuk mengikuti training selama
tiga bulan. Setelah tiga bulan itu maka pihak toko akan melakukan evaluasi.
Jika kinerja karyawan tersebut memuaskan maka ia akan diangkat menjadi karyawan
tetap. Namun, jika kinerja karyawan tersebut tidak memuaskan maka karyawan
tersebut tidak diangkat menjadi karyawan tetap. Sementara itu, untuk mengatasi
karyawan yang keluar mendadak maka pihak toko mensyaratkan karyawan tersebut
untuk memberitahukan tiga bulan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya kekosongan sehingga dalam jangka waktu tiga bulan tersebut pihak toko
dapat mencari penggantinya.
-
Pihak toko mengadakan perbaikan
terus-menerus. Sebagai contoh: saat ada produk cacat yang secara tidak sengaja
dibeli, pihak toko meretur barang tersebut ke produsen. Selain itu, pihak toko
juga pernah memutuskan untuk tidak membeli pakaian dari produsen tertentu
karena produk dari produsen tersebut kurang memuaskan.
E. Komentar
atau Pendapat tentang Point C dan D
Menurut pendapat kami,
sesungguhnya Idola Fashion tidak hanya memiliki risiko-risiko yang telah
disebutkan di atas, misalnya risiko teknologi. Idola Fashion belum memanfaatkan
kemajuan teknologi yang ada sehingga pemasarannya melalui sosial media belum
maksimal. Padahal, pada tren saat ini konsumen lebih tertarik untuk melihat
produk-produk di internet. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya Idola Fashion
lebih memanfaatkan promosi di dalam sosial media agar lebih dikenal oleh
masyarakat luas.
Untuk risiko masa depan dan
risiko yang muncul, sehubungan dengan prediksi bahwa melemahnya nilai Rupiah selama beberapa tahun
ke depan, kami
sarankan kepada
pemilik untuk sering bertanya harga
dari supplier
untuk mengatasi jika ada kenaikan harga yang tinggi karena melemahnya nilai Rupiah terhadap dollar untuk produk Idola
Fashion
sehingga mereka dapat mengubah harga jual untuk mencegah kerugian besar di
Idola Fashion.
Selain itu, kami kurang setuju
dengan strategi Idola Fashion yang memutuskan untuk tidak membeli pakaian dari produsen
tertentu karena produk dari produsen tersebut kurang memuaskan. Menurut
kami, jika kejadian adanya produk cacat atau yang kurang memuaskan tersebut
hanya sesekali terjadi, pihak toko tidak perlu langsung memutuskan hubungan
kerja dengan produsen tersebut. Namun, jika kejadian produk cacat atau kurang
memuaskan dari produsen tersebut terus menerus terjadi maka tepat bagi Idola
Fashion untuk memutuskan hubungan kerja.
Narasumber : Bapak Hanjoyo Irawan selaku pemilik toko Idola Fashion
Referensi
Drs.
H. Darmawi, Manajemen Risiko, Bumi
Aksara, Jakarta, 2000.
|
||