BAB I
PROFIL PERUSAHAAN
1.1.
Riwayat
Singkat Perusahaan
MNCN adalah grup media terbesar dan
paling terintegrasi di Asia Tenggara. Melalui konten siaran televisi
berkualitas dan berbagai jenis konten multimedia yang inovatif, MNCN mampu
memberikan hiburan keluarga yang inspiratif serta menjadi sumber berita dan
informasi yang paling terpecaya di Indonesia. Maksud dan tujuan perusahaan
adalah untuk terlibat dalam usaha perdagangan umum, perindustrian, agrikultur,
pengangkutan, percetakan, multimedia melalui perangkat satelit dan perangkat
lainnya, jasa serta investasi. PT Media Nusantara Citra Tbk atau MNCN didirikan
pada tanggal 17 Juni 1997. MNCN merupakan perusahaan publik yang sahamnya telah
tercatat dalam BEI sejak tanggal 22 Juni 2007 dengan kode saham ‘MNCN’. MNCN
memiliki alamat di MNC Tower Lantai 27, Jalan Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta
Pusat.
1.2.
Visi
dan Misi
Visi dari MNCN yaitu menjadi grup media
dan multimedia yang terintegrasi, dengan fokus pada penyiaran televisi dan
konten berkualitas yang disiarkan melalui teknologi yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan pasar.
Misi dari MNCN yaitu memberikan konsep
hiburan keluarga terlengkap dan menjadi sumber berita dan informasi terpercaya
di Indonesia.
1.3.
Struktur
Perusahaan
MNCN telah mengoperasikan 4 dari 11 stasiun free-to-air (FTA) TV dan
memiliki bisnis inti dalam memproduksi dan mendistribusikan konten-konten
televisi. Perusahaan memiliki 4 stasiun TV FTA – RCTI, MNCTV, GlobalTV dan
iNewsTV serta tambahan 22 saluran MNC Channels yang disiarkan di TV
berlangganan. MNC juga memiliki radio, media cetak, talent management dan perusahaan produksi TV, di mana kegiatan
usaha tersebut mendukung penuh fokus bisnis utama dari MNC. Pemirsa Indonesia
memilih stasiun-stasiun TV FTA milik MNC sebagai saluran favorit mereka. Selama
jam prime time Desember 2015, RCTI
memenangkan sebanyak rata-rata 36% pangsa pemirsa. Secara keseluruhan, seluruh 4 saluran
FTA MNC ditonton oleh rata-rata 36,3% penonton nasional.
Gambar 1.1. Struktur Perusahaan
BAB
II
ANALISIS
RISIKO SAHAM PERUSAHAAN, RISIKO PASAR,
DAN
RISIKO BISNIS PERUSAHAAN
2.1. Analisis
Rerata dan Standar Deviasi Return Saham
dan Return Pasar serta Beta Saham Perusahaan
Dari rata-rata analisis return saham untuk setiap tahun, dapat disimpulkan bahwa selama periode analisis (2010-2016) rata-rata dari Media Nusantara Citra, Tbk kembali adalah 0,187728% yang berarti investor dapat merealisasikan keuntungan.
-Standar Deviasi Return Saham dan Return Pasar
Berdasarkan data, dapat disimpulkan bahwa standar deviasi dari return saham adalah 0.0324 yang menunjukkan risiko dan return yang tinggi.
Return Saham Harian dan Return Pasar Harian dalam Satu Grafik
Berdasarkan grafik, return saham dan return pasar harian (Januari 2010-Oktober 2016) berfluktuasi. Tapi return saham pasar lebih stabil dibandingkan dengan return saham MNCN. Ini berarti bahwa return saham dari PT Media Nusantara Citra, Tbk adalah memiliki risiko yang tinggi namun dengan pengembalian yang lebih besar juga atau sering disebut dengan HIGH RISK-HIGH RETURN.
Investor mengantisipasi risiko turunnya nilai pasar yang mencapai -8,88036178% (2010-2016), tetapi investor dapat menikmati gain return tertinggi sebesar 23,8095%.
Keselurahan perkembangan dan perubahan nilai pasar MNCN secara internal
didukung oleh berbagai informasi yang tersebar di masyarakat pada
tahun 2010 hingga 2016 yang dipengaruhi oleh kinerja nilai saham di bursa saham
oleh berbagai kebijakan.
Regression Analysis
Uji Hipotesis:
H0:
Return saham harian tidak dipengaruhi oleh return pasar
H1:
Return saham harian dipengaruhi oleh return pasar
Kriteria: P-value
< alpha à H0 tidak
di dukung
P-value > alpha à H0 di dukung
P-value
= 1,33923E-83, α
= 0.05
1,33923E-83<0.05 Ã H0 tidak di dukung
Artinya, return saham harian dipengaruhi oleh return pasar harian.
Uji Hipotesis menyimpulkan bahwa return saham harian tergantung dari pasar. Pergerakan pasar
memiliki efek pada pergerakan harga saham.
-Beta Saham Perusahaan
Analisis
perkembangan nilai saham perusahaan dipengaruhi kebijakan internal dan aktivitas
dari transaksi pasar para investor domestik dan asing. Pengujian hasil estimasi
resiko pasar dan perusahaan di uji menggunakan CAPM atau Capital Asset Pricing
Model dengan menemukan nilai Beta (β) dengan persamaan sebagai berikut:
Y = α + β (x), dimana :
Y : Nilai Saham PT Media Nusantara Citra, Tbk (Variable
Dependen)
α : Intercept nilai saham PT Media Nusantara Citra, Tbk
β : Beta nilai saham PT Media Nusantara Citra, Tbk
x: Nilai pasar atau indeks saham = IHSG (Variabel Independen)
Pengujian analisis dengan regression menghasilkan beta
saham sebesar 1,281753 menggunakan data harga saham dan IHSG periode 2010–2016. Kemudian intercept yang dihasilkan sebesar 0,00121593
yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh (signifikan) antara nilai saham
terhadap IHSG. Jadi, pergerakan nilai saham dipengaruhi oleh nilai pasar di
lingkungan ekonomi yang ditunjukkan pada persamaan sbb:
MNCN =
0,0012159 + 1,281753 (IHSG)
Saat IHSG tidak memiliki perubahan yang berarti maka nilai perusahaan naik 0,0012159
dan memperlihatkan kinerja yang maksimal dan baik apabila dipengaruhi oleh
pergerakan positif dari pasar saham (IHSG), dan apabila pasar menunjukkan
reaksi konstan atau tidak terdapat aktivitas pergerakan yang signifikan, maka
pengaruh terhadap nilai perusahaan dapat menyebabakan nilai saham meningkat
sebesar 0,0012159 yang disebabkan oleh kriteria sebagai berikut pada beta saham
:
β<1:pergerakan
return saham < return pasar, dan pengaruh diantaranya relatif kecil.
β=1:pergerakan return saham = return pasar, dan pengaruh diantaranya seimbang.
β>1:pergerakan
return saham > return pasar, pengaruh diantaranya relatif besar.
Dengan hasil β:1,281 menyatakan risiko perusahaan dipengaruhi nilai IHSG dalam pergerakan saham. Return saham > return pasar dan pengaruh diantaranya relatif besar, sehingga perlu
dibentuk alternatif efektif dalam mengantisipasi
kerugian pasar secara menyeluruh.
2.2. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pergerakan Return Saham
dan Return Pasar
1. Kinerja Perusahaan Penerbit Saham
Jika suatu perusahaan memiliki kinerja yang
baik, maka banyak investor yang akan menanamkan uangnya ke perusahaan tersebut.
Namun, jika suatu perusahaan memiliki kinerja yang kurang baik maka minat para
investor pun akan berkurang dan para investor akan lebih berhati-hati dalam
menanamkan uangnya. Dengan demikian, semakin banyak investor yang menanamkan
uangnya di suatu perusahaan maka harga saham akan meningkat dan return yang didapat juga akan meningkat.
Sebaliknya, semakin sedikit investor yang menanamkan uangnya maka harga saham pun menurun
sehingga return yang diperoleh juga
akan menurun.
2. Fluktuasi
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
Jika nilai Rupiah sedang melemah maka harga
saham pun akan turun, sedangkan saat nilai Rupiah menguat harga saham pun
cenderung akan meningkat. Fluktuasi harga saham inilah yang nantinya juga akan
mempengaruhi return yang dihasilkan.
3. Kondisi Ekonomi dan Politik
Pada tahun 2010 juga tercatat bahwa
nominal PDB per kapita melebihi US$ 3.000 sehingga mengakibatkan investasi
langsung dari luar negeri tumbuh secara signifikan sebesar 60%. Hal ini
mengakibatkan return saham mengalami
kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2010. Contoh lainnya yaitu pada tahun
2014 dimana return saham dan return pasar relatif kecil. Hal ini
disebabkan pada tahun 2014 terjadi ketidakpastian hasil pemilu dan terjadi
perdebatan tentang kenaikan harga BBM di Indonesia.
2.3.
Analisis
Risiko Bisnis Perusahaan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
2.3.1.
Risiko
Bisnis Perusahaan
1.
Perubahan nilai tukar mata uang
Contohnya, laba bersih MNC pada tahun 2015 menurun
sebesar 32,7% dari tahun 2014. Penurunan pendapatan terutama disebabkan oleh
rugi kurs yang belum direalisasi terhadap non-tunai. Selain itu, total
liabilitas MNC pada tanggal 31 Desember 2015 tercatat meningkat sebesar 16,6% dari
tahun 2014. Liabilitas jangka pendek naik sebesar 16,6% dari posisi tahun 2014.
Peningkatan liabilitas MNC disebabkan oleh meningkatnya utang bank jangka
panjang menjadi Rp 3,65 triliun dari Rp 3,14 triliun pada tahun sebelumnya
berasal dari peningkatan nilai pinjaman yang disebabkan pelemahan nilai tukar
Rupiah terhadap US$.
2. Penurunan pengembalian aset (ROA)
perusahaan
ROA PT Media Nusantara Citra Tbk
ditunjukkan sebagai berikut:
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Triwulan III 2016
|
12,16%
|
18,49%
|
17,59%
|
12,9%
|
8,2%
|
7,27%
|
Dari
hasil ROA PT Media Nusantara Citra Tbk, kita dapat melihat bahwa ROA PT Media
Nusantara Citra Tbk semakin menurun dari tahun 2013 hingga saat ini (triwulan
2016). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan semakin buruk
karena kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan laba semakin melemah.
3. Penurunan pengembalian ekuitas (ROE)
perusahaan
ROE PT Media Nusantara Citra Tbk
ditunjukkan sebagai berikut:
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Triwulan III 2016
|
16,46%
|
22,71%
|
21,84%
|
18,7%
|
12,4%
|
10,93%
|
Dari
hasil ROE PT Media Nusantara Citra Tbk, kita dapat melihat bahwa ROE PT Media
Nusantara Citra Tbk semakin menurun dari tahun 2013 hingga saat ini (triwulan
2016). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu mengelola modal yang
tersedia secara efektif dan efisien untuk menghasilkan pendapatan karena
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal
sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor
semakin menurun.
4. Melemahnya industri periklanan dan
media
Namun, tahun 2015 adalah tahun yang sulit,
seiring dengan sektor utama termasuk FMCG, telekomunikasi dan otomotof,
sebagian besar digerakkan oleh perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin
melindungi marjin dalam menghadapi peningkatan biaya produksi, mengurangi
anggaran iklan mereka. Pasar iklan melemah pada tahun 2015, dengan penurunan
bersih sebesar 2,7%. Penurunan ini sebagian besar disebabkan karena masalah
makro dan diperburuk oleh depresiasi mata uang.
5. Peningkatan beban langsung perusahaan
Beban langsung pada tahun 2015
mengalami kenaikan sebesar 1,7% dari tahun 2014. Biaya program lokal meningkat
3,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Ada juga peningkatan sebesar 8,8% dalam
biaya program asing yang berharga dalam meningkatkan rating. Peningkatan
tersebut didorong oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
6. Peningkatan beban umum dan administrasi
Peningkatan ini seiring dengan kenaikan
biaya beban gaji dan tunjangan karyawan
2.3.2.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Risiko Bisnis Perusahaan
1.
Kondisi perekonomian Indonesia
Pertumbuhan ekonomi sedikit melemah
sepanjang tahun 2015. Perlemahan mata uang di tahun 2015 (terhadap dolar AS), pengeluaran
kampanye yang rendah dikarenakan pembatasan pada biaya pengeluaran kampanye,
menurunnya bidang manufaktur dan komoditas ekspor dan peningkatan terus menerus
pada jumlah pengangguran telah berdampak pada ekonomi.
2.
Acara-acara yang ditampilkan
Di industri televisi, konten adalah
segalanya. Konten adalah faktor utama pertumbuhan pangsa pemirsa.
Program-program PT Media Nusantara Citra Tbk adalah faktor yang membedakan MNC
dari para pesaing. MNC menawarkan rangkaian acara yang sangat bervariasi mulai
dari sinetron, film-film box office,
acara olahraga, pencarian bakat, reality
show, animasi, hingga infotainment.
3.
Perubahan taraf hidup masyarakat
Jumlah masyarakat kelas menengah juga
terus bertumbuh, seiring dengan membaiknya taraf hidup masyarakat kelas bawah
yang memungkinkan mereka untuk bermigrasi ke kelas menengah. Hal ini akan
menyebabkan perubahan orientasi pelanggan/pemirsa.
4. Perubahan terhadap kebijakan dan
peraturan yang dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah, maupun pihak berwenang
lainnya
2.3.3.
Cara
Perusahaan Menangani Risiko Bisnis Perusahaan
1.
Berfokus pada produk konsumer
2. Mengimplementasikan berbagai aktivitas
untuk meningkatkan sinergi operasional
di seluruh unit bisnis
3. Berfokus pada konten lokal yang
berkualitas dan menyesuaikan dengan selera serta tren yang sedang maupun akan
popular
4. Menjaga keseimbangan produksi in-house dan outsourcing
BAB III
ANALISIS
PORTOFOLIO BISNIS PERUSAHAAN
3.1. Analisis
Portofolio Bisnis Perusahaan Menggunakan BCG Matrix
Berikut analisa BCG
matrix melalui 4 kategori terhadap PT Media
Nusantara Citra, Tbk:
·
Star
Pada posisi ini perusahaan berada dalam posisi puncak dimana
kondisi pertumbuhan pasar cukup pesat dan di lain pihak konsumen atau pangsa
pasar yang dimiliki oleh perusahaan tersebut juga tinggi. Dalam posisi ini
perusahaan akan gencar melakukan investasi yang cukup besar dalam meningkatkan
kemampuan produksi serta kemampuan persediaan serta distribusinya sehingga
dapat memanfaatkan dengan maksimal potensi pasar yang masih bertumbuh ini.
Divisi
PT Media Nusantara Citra, Tbk yang
termasuk dalam gologan ini adalah television content and channel. Television content and channel tergolong kedalam
star karena memiliki pangsa pasar
dan tingkat pertumbuhan industri yang relatif tinggi. PT Media Nusantara Citra, Tbk mengoperasikan empat stasiun TV free to air, yaitu RCTI, MNC TV, Global TV, dan iNews TV. Dan juga
memiliki 22 channel melalui TV berlangganan MNC Channel. Pangsa pasar
untuk tahun 2011 adalah 38% untuk prime
time. Pada tahun 2012 ketiga stasiun TV FTA MNC memiliki pangsa pemirsa
sebesar 38% . Pada akhir tahun 2013, 3 stasiun TV FTA MNC berhasil meningkatkan
pangsa pemirsanya sebesar 2,1% di seluruh wilayah demografi pada slot prime time menjadi 40,1% dibandingkan
38,0% pada tahun 2012. Pada tahun 2014 pangsa pasar permisa stasiun TV FTA MNC
29,7%. Pada akhir tahun 2015, 3 stasiun TV FTA MNC berhasil meningkatkan pangsa
pemirsanya sebesar 6,6% yaitu dari 29,7% di tahun 2014 menjadi 36,3% ditahun
2015.
Dapat dilihat dari
grafik di bawah ini, bahwa PT Media
Nusantara Citra, Tbk menjadi market leader
di pasar televission
content and channel.
·
Questions Marks
Kondisi ini buruk bagi perusahaan karena kebutuhan kasnya
tinggi sementara pendapatannya rendah. Pada posisi ini perusahaan atau produk
berada pada posisi dimana memiliki pangsa pasar yang kecil tetapi masih berada
dalam kondisi dimana pasar mengalami pertumbuhan yang cukup besar sehingga
masih terdapat potensi untuk menjadi star.
Yang
termasuk dalam golongan ini adalah Online
Media. Media online merupakan pasar bisnis yang besar dengan pertumbuhan
yang sangat pesat di dunia, karena semua masyarakat ingin hal yang mudah, cepat, dan serba instan.
Tetapi bisnis media online dalam PT
Media
Nusantara Citra, Tbk belum memiliki pangsa pasar yang besar tetapi karena pasar
produk ini mengalami pertumbuhan yang besar maka tidak menutup kemungkinan
setelah adanya perbaikan-perbaikan atau inovasi yang baru di dalam bisnis media
online PT Media Nusantara
Citra, Tbk, media online perusahaan ini dapat memiliki pangsa pasar yang besar
dan akan menjadi golongan star.
·
Cash Cows
Pada posisi ini perusahaan telah melewati posisi star, dimana
potensi pasar yang ada telah dimanfaatkan secara maksimal dengan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan. Kondisi ini disebut Cash Cows karena
menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkannya, dan pendapatan
kasnya sering digunakan untuk membiayai sektor usaha yang lain.
Yang
termasuk dalam golongan ini adalah Advertising
Agency. Termasuk cash cow karena memiliki pangsapasar yang tinggi, namun
membutuhkan kas yang relatif kecil dan karena memiliki market share tinggi, tetapi memiliki market
growth yang rendah. Pada tahun 2014
mayoritas pendapatan usaha berasal dari pendapatan iklan yang menyumbang porsi
pendapatan sebesar 88% dari keseluruhan pendapatan Perseroan.
·
Dogs
Pada posisi ini perusahaan mengalami situasi yang sulit,
dimana pangsa pasar yang kecil, artinya perusahaan tidak memiliki jumlah
konsumen yang cukup banyak dan perusahaan juga berada pada posisi dimana
pertumbuhan pasarnya rendah. Perusahaan pada posisi ini perlu melakukan
perbaikan seperti inovasi produk hingga strategi dalam promosi agar dapat
merebut pangsa pasar. Jika tidak berhasil melakukan hal tersebut, maka dapat
dipastikan produk tersebut dilikuidasi atau ditarik dari pasar.
Yang
termasuk dalam golongan ini adalah Print
Media and Radio. Seperti kita ketahui, saat ini masyarakat
sudah banyak yang beralih ke internet. Segala hal
dapat di temukan di dalam internet dengan mudah, murah, dan cepat. Hal ini
menjadi salah satu penyebab menurunnya pangsa pasar terhadap media cetak dan
radio. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya pendapatan dalam dua bisnis ini.
Berikut
grafik pertumbuhan televisi, internet, surat kabar dan radio di Indonesia:
3.2. Faktor-Faktor yang
Digunakan untuk Analisis BCG Matrix
1. Market Share (Pangsa Pasar)
Pangsa pasar adalah persentase dari
total pasar yang sedang dilayani oleh perusahaan, baik
dalam hal pendapatan atau dalam satuan volume.
Semakin tinggi pangsa pasar, semakin tinggi proposi pasar yang akan dikontrol.
Kondisi pangsa pasar yang rendah tidak menambah keuntungan, namun kondisi
pangsa pasar yang tinggi belum tentu juga menguntungkan jika tidak ada upaya
memberikan diskon secara agresif.
2. Market
Growth (Pertumbuhan Pasar)
Pertumbuhan pasar digunakan sebagai
ukuran dari daya tarik pasar.
Jika
pasar mengalami pertumbuhan pasar tinggi dari total perkembangan pasar, maka
akan relatif mudah bagi bisnis untuk
menambah keuntungan mereka, bahkan jika pangsa pasar mereka tetap stabil.
BAB IV
ANALISIS PROGRAM CSR DAN
PENGELOLAAN RISIKO JANGKA PANJANG PERUSAHAAN
4.1. Analisis Program CSR
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya)
perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku
kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan
berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau dividen, tetapi juga harus menimbang
dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk
jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian
tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan
pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak
negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya.
Program CSR Media Nusantara Citra, Tbk
meliputi:
1. Bidang
Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga
·
Mengadakan media literasi terhadap masyarakat non-media di Jakarta, Jambi, Palembang, dan Bandung
·
Pengembangan olahraga futsal
·
Memberikan sponsor acara Pekan Budaya
Jawa
·
Memberikan bantuan dana untuk acara MTQ
Nasional di Tanah Datar
·
Memberikan bantuan dana dalam rangka
memperingati ulang tahun kemerdekaan RI
2. Bidang
Agama
·
Memberikan sumbangan perayaan Natal dan
Ramadhan
·
Memberikan sumbangan renovasi Masjid Al
Hidayah di Sumedang
· Memberikan sumbangan hewan Qurban
melalui masjid di area perkantoran Perseroan dan
unit bisnisnya
·
Mengadakan program buka puasa dengan
anak-anak yatim piatu
·
Memberikan bingkisan lebaran bagi
anak-anak asuh di sekitar transmisi milik Perseroan
3. Bidang
Sosial Ekonomi
·
Membangun jembatan di daerah Lebak,
Banten
·
Memberikan bantuan sembako untuk korban
longsor Banjarnegara
·
Memberikan bantuan sembako bagi korban
bencana gunung Sinabung dan banjir bandang di Manado
·
Memberikan bantuan sembako dan makanan
siap saji bagi korban bencana gunung Kelud, Jawa Timur
· Mengadakan tanggap darurat dan bantuan
untuk korban banjir Jakarta, Kampung Pulo Jakarta, dan Cabangbungin Bekasi
·
Mengadakan pasar murah minyak goreng di
lokasi perkantoran MNC Group
·
Mengadakan program mudik bareng
4. Bidang
Kesehatan
·
Melaksanakan pengobatan gratis
bekerjasama dengan Lanud Suryadarma
·
Melaksanakan khitanan massal di
Palembang, bekerjasama dengan Kodim 11 Sriwijaya
·
Melaksanakan donor darah
·
Melaksanakan pemeriksaan kesehatan umum
dan gigi gratis di Sumedang dan Jakarta
·
Memberikan bantuan dana sekolah untuk
anak asuh Mutiara Bangsa
Perseroan juga melaksanakan kegiatan bekerjasama dengan
Yayasan Jalinan Kasih dalam memberikan bantuan di bidang:
1. Bidang
Pendidikan
·
Memberikan bantuan Alat Bantu Dengar [ABD]
kepada anak-anak sekolah penderita tuna rungu
2. Bidang
Kesehatan
·
Melaksanakan bakti sosial dan pengobatan gratis di seluruh
wilayah Jabodetabek dengan target 1000 orang per hari.
·
Memberikan bantuan kesehatan kepada
Sheryl Aulia, penderita Abses Serebri [benjolan di otak]
·
Memberikan bantuan operasi kepada
penderita tumor dan gondok
·
Memberikan bantuan operasi katarak
·
Memberikan bantuan operasi bibir
sumbing
·
Memberikan bantuan operasi hernia di
daerah Gombong, Jawa Tengah
·
Mengadakan pengobatan umum dan gigi
gratis
·
Menyediakan ambulance
gratis bagi masyarakat sekitar komplek perkantoran
Selain itu, Perseroan bersama-sama dengan Yayasan Jalinan
Kasih melakukan penggalangan dana pemirsa dan menyalurkan untuk membantu para
korban bencana alam dan politik yaitu:
·
korban bencana gunung Sinabung
·
korban banjir bandang Jakarta dan
Manado
·
korban politik Gaza Palestina
·
korban tsunami di Philipina
PT Media
Nusantara Citra, Tbk memiliki sumber pendanaan dari Korporasi dalam menjalankan
kegiatan sosial. Selain itu, Perseroan juga menggalang dana dari para pemirsa
stasiun TV yang termasuk dalam grup Perseroan.
4.2. Analisis
Pengelolaan Risiko Jangka Panjang Perusahaan
1. Risiko
tingkat bunga
Risiko tingkat bunga adalah risiko di
mana nilai wajar arus kas di masa depan akan berfluktuasi karena perubahan
tingkat suku bunga pasar. PT Media Nusantara
Citra, Tbk terpengaruh risiko perubahan suku bunga pasar terutama
terkait dengan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dengan suku bunga
mengambang. PT Media Nusantara
Citra, Tbk mengelola risiko ini dengan menjaga kecukupan pinjaman
dengan bunga mengambang dan tepat dan melakukan pinjaman tetap dari pihak yang
dapat memberikan tingkat suku bunga yang lebih rendah dari bank lain. Jadwal
pembayaran pokok pinjaman utang jangka panjang dijelaskan pada Catatan 20.
Selain itu, PT Media Nusantara
Citra, Tbk melakukan negosiasi untuk pinjaman dengan persyaratan yang
lebih fleksibel untuk membayar pinjaman itu sehingga dapat dilakukan pelunasan
apabila tingkat bunga meningkat tinggi.
2. Risiko
Pasar
Industri media di Indonesia terus
menunjukkan pertumbuhan yang berkesinambungan dari tahun ke tahun, dengan
pertumbuhan ekonomi negara yang positif, ditandai oleh konsumsi domestik yang
kuat dan kenaikan dalam profil investasi. Tantangan dalam sektor industri
televisi adalah rencana untuk berpindah dari analog ke digital, yang mungkin
terjadi secara bertahap hingga tahun 2018. Manajemen menyadari tantangan dan
perkembangan yang ada dan terus memperhatikan perkembangan industri dalam
rencana tahunan dan jangka panjang. Pertumbuhan pendapatan yang kuat dan
peningkatan pangsa pasar penonton digabungkan dengan fokus manajemen pada
pengendalian biaya untuk meningkatkan
kompetitif di industri serta terus meningkatkan teknologi, kompetensi sumber
daya manusia dan proses bisnis.
3. Risiko
mata uang asing
Sebagian pembelian program dan
peralatan siaran menggunakan nilai tukar mata uang asing, terutama mata uang US
Dolar dalam transaksinya. Namun demikian, transaksi pembelian atau pembayaran
tidak berdampak signifikan bagi PT Media Nusantara
Citra, Tbk untuk tahun 2013 dan 2012. Hampir semua penempatan deposito
berjangka dalam mata uang asing adalah bersifat on call dan bersifat jangka pendek. Dengan demikian, PT Media Nusantara Citra, Tbk memiliki
risiko mata uang asing yang tidak signifikan atas fluktuasi mata uang asing.
Fluktuasi nilai tukar US Dollar
terhadap mata uang asing ini menyebabkan PT Media Nusantara Citra, Tbk mengalami kerugian mata uang asing
masing-masing sebesar Rp 133.713 juta dan Rp 52.246 juta pada tahun 2013 dan
2012. PT Media Nusantara Citra, Tbk
mengelola risiko mata uang asing sebagai berikut:
·
PT Media Nusantara
Citra, Tbk memanfaatkan peluang harga pasar nilai
tukar mata uang lainnya (multi currency)
untuk menutup kemungkinan risiko melemahnya nilai tukar fungsional dan begitu
sebaliknya, sehingga adanya pergerakan nilai tukar uang nonfungsional bisa
saling menghilangkan. Transaksi valuta mata uang biasa dilakukan dengan selalu
mempertimbangkan kurs yang menguntungkan PT Media Nusantara Citra, Tbk.
·
Grup mengatur risiko dengan berusaha menyeleraskan penerimaan dan
pembayaran untuk setiap jenis mata uang.
BAB IV
KESIMPULAN
-
Dari
hasil analisis risiko dapat dikatakan bahwa PT Media Nusantara Citra, Tbk memiliki
risiko yang lebih besar dibandingkan
dengan risiko pasar. Namun, return
yang ditawarkan oleh PT Media Nusantara
Citra, Tbk lebih tinggi pula
dibandingkan dengan return pasar atau sering disebut dengan HIGH
RISK-HIGH RETURN.
- Dari hasil analisis portofolio
bisnis perusahaan dengan menggunakan BCG Matrix, unit bisnis (SBU) milik PT
Media Nusantara Citra, Tbk dapat digolongkan menjadi 4 kategori, yakni star, question mark, cash cow, dan dog. Unit bisnis yang tergolong star adalah television content and channel. Unit bisnis yang tergolong question mark adalah online media. Unit bisnis yang tergolong cash cow adalah advertising agency. Unit bisnis yang tergolong dog adalah print media and
radio. Dari hasil tersebut, maka unit bisnis yang berada di kategori dog perlu diupayakan agar berada di
posisi yang lebih baik, apalagi unit bisnis tersebut masih memberikan
keuntungan bagi PT Media Nusantara Citra, Tbk.
- PT Media
Nusantara Citra, Tbk merupakan salah satu perusahaan media terbesar di
Indonesia, perusahaan ini tentu memiliki Corporate
Social Responsibility (CSR). CSR yang dilakukan oleh perusahaan ini
meliputi bidang kesehatan, pendidikan, sosial ekonomi, kebudayaan dan olahraga
serta agama. CSR sudah dilakukan selama perusahaan berdiri. Strategi yang diterapkan dalam pengelolaan risiko oleh PT Media Nusantara Citra, Tbk adalah
dengan cara membagi risiko, menghindari risiko, mengurangi tingkat risiko
melalui sistem pengendalian internal, atau menerima risiko yang ada. Risiko
jangka panjang perusahaan meliputi risiko mata uang asing, risiko tingkat bunga, dan risiko pasar.
DAFTAR PUSTAKA