Senin, 24 Oktober 2016

Analisis Risiko Saham, Risiko Bisnis, dan Analisis Portfolio Bisnis PT Media Nusantara Citra Tbk

BAB I

PROFIL PERUSAHAAN
1.1.     Riwayat Singkat Perusahaan
MNCN adalah grup media terbesar dan paling terintegrasi di Asia Tenggara. Melalui konten siaran televisi berkualitas dan berbagai jenis konten multimedia yang inovatif, MNCN mampu memberikan hiburan keluarga yang inspiratif serta menjadi sumber berita dan informasi yang paling terpecaya di Indonesia. Maksud dan tujuan perusahaan adalah untuk terlibat dalam usaha perdagangan umum, perindustrian, agrikultur, pengangkutan, percetakan, multimedia melalui perangkat satelit dan perangkat lainnya, jasa serta investasi. PT Media Nusantara Citra Tbk atau MNCN didirikan pada tanggal 17 Juni 1997. MNCN merupakan perusahaan publik yang sahamnya telah tercatat dalam BEI sejak tanggal 22 Juni 2007 dengan kode saham ‘MNCN’. MNCN memiliki alamat di MNC Tower Lantai 27, Jalan Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta Pusat.
1.2.     Visi dan Misi
Visi dari MNCN yaitu menjadi grup media dan multimedia yang terintegrasi, dengan fokus pada penyiaran televisi dan konten berkualitas yang disiarkan melalui teknologi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Misi dari MNCN yaitu memberikan konsep hiburan keluarga terlengkap dan menjadi sumber berita dan informasi terpercaya di Indonesia.
1.3.     Struktur Perusahaan
MNCN telah mengoperasikan 4 dari 11 stasiun free-to-air (FTA) TV dan memiliki bisnis inti dalam memproduksi dan mendistribusikan konten-konten televisi. Perusahaan memiliki 4 stasiun TV FTA – RCTI, MNCTV, GlobalTV dan iNewsTV serta tambahan 22 saluran MNC Channels yang disiarkan di TV berlangganan. MNC juga memiliki radio, media cetak, talent management dan perusahaan produksi TV, di mana kegiatan usaha tersebut mendukung penuh fokus bisnis utama dari MNC. Pemirsa Indonesia memilih stasiun-stasiun TV FTA milik MNC sebagai saluran favorit mereka. Selama jam prime time Desember 2015, RCTI memenangkan sebanyak rata-rata 36% pangsa pemirsa. Secara keseluruhan, seluruh 4 saluran FTA MNC ditonton oleh rata-rata 36,3% penonton nasional.
   

Gambar 1.1. Struktur Perusahaan

BAB II
ANALISIS RISIKO SAHAM PERUSAHAAN, RISIKO PASAR,
DAN RISIKO BISNIS PERUSAHAAN

2.1.   Analisis Rerata dan Standar Deviasi Return Saham dan Return Pasar serta Beta Saham Perusahaan

-
Rerata Return Saham MNCN dan Return Pasar


 


Dari rata-rata analisis return saham untuk setiap tahun, dapat disimpulkan bahwa selama periode analisis (2010-2016) rata-rata dari Media Nusantara Citra, Tbk kembali adalah 0,187728% yang berarti investor dapat merealisasikan keuntungan.
-Standar Deviasi Return Saham dan Return Pasar



Berdasarkan data, dapat disimpulkan bahwa standar deviasi dari return saham adalah 0.0324 yang menunjukkan risiko dan return yang tinggi.
Return Saham  Harian dan Return Pasar Harian dalam Satu Grafik


Berdasarkan grafik, return saham dan return pasar harian (Januari 2010-Oktober 2016) berfluktuasi. Tapi return saham pasar lebih stabil dibandingkan dengan return saham MNCN. Ini berarti bahwa return saham dari PT Media Nusantara Citra, Tbk adalah memiliki risiko yang tinggi namun dengan pengembalian yang lebih besar juga atau sering disebut dengan HIGH RISK-HIGH RETURN.
Investor mengantisipasi risiko turunnya nilai pasar yang mencapai -8,88036178% (2010-2016), tetapi investor dapat menikmati gain return tertinggi sebesar 23,8095%. Keselurahan perkembangan dan perubahan nilai pasar MNCN secara internal didukung oleh berbagai informasi yang tersebar di masyarakat pada tahun 2010 hingga 2016 yang dipengaruhi oleh kinerja nilai saham di bursa saham oleh berbagai kebijakan.
Regression Analysis
Uji Hipotesis:
H0: Return saham harian tidak dipengaruhi oleh return pasar
H1: Return saham harian dipengaruhi oleh return pasar
Kriteria:        P-value < alpha à H0 tidak di dukung
P-value > alpha à H0 di dukung
P-value = 1,33923E-83, α = 0.05
1,33923E-83<0.05 à H0 tidak di dukung
Artinya, return saham harian dipengaruhi oleh return pasar harian. Uji Hipotesis menyimpulkan bahwa return saham harian tergantung dari pasar. Pergerakan pasar memiliki efek pada pergerakan harga saham.
-Beta Saham Perusahaan
            Analisis perkembangan nilai saham perusahaan dipengaruhi kebijakan internal dan aktivitas dari transaksi pasar para investor domestik dan asing. Pengujian hasil estimasi resiko pasar dan perusahaan di uji menggunakan CAPM atau Capital Asset Pricing Model dengan menemukan nilai Beta (β) dengan persamaan sebagai berikut:
Y = α + β (x), dimana :
Y : Nilai Saham PT Media Nusantara Citra, Tbk (Variable Dependen)
α : Intercept nilai saham PT Media Nusantara Citra, Tbk
β : Beta nilai saham PT Media Nusantara Citra, Tbk
x: Nilai pasar atau indeks saham = IHSG (Variabel Independen)
Pengujian analisis dengan regression menghasilkan beta saham sebesar 1,281753 menggunakan data harga saham dan IHSG periode 2010–2016. Kemudian intercept yang dihasilkan sebesar 0,00121593 yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh (signifikan) antara nilai saham terhadap IHSG. Jadi, pergerakan nilai saham dipengaruhi oleh nilai pasar di lingkungan ekonomi yang ditunjukkan pada persamaan sbb:
         MNCN = 0,0012159 + 1,281753 (IHSG)
Saat IHSG tidak memiliki perubahan yang berarti maka nilai perusahaan naik 0,0012159 dan memperlihatkan kinerja yang maksimal dan baik apabila dipengaruhi oleh pergerakan positif dari pasar saham (IHSG), dan apabila pasar menunjukkan reaksi konstan atau tidak terdapat aktivitas pergerakan yang signifikan, maka pengaruh terhadap nilai perusahaan dapat menyebabakan nilai saham meningkat sebesar 0,0012159 yang disebabkan oleh kriteria sebagai berikut pada beta saham :
β<1:pergerakan return saham < return pasar, dan pengaruh diantaranya relatif kecil.
β=1:pergerakan return saham = return pasar, dan pengaruh diantaranya seimbang.
β>1:pergerakan return saham > return pasar, pengaruh diantaranya relatif besar.
Dengan hasil β:1,281 menyatakan risiko perusahaan dipengaruhi nilai IHSG dalam pergerakan saham. Return saham > return pasar dan pengaruh diantaranya relatif besar, sehingga perlu dibentuk alternatif efektif dalam mengantisipasi kerugian pasar secara menyeluruh.
2.2.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Return Saham dan Return Pasar
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan return saham dan return pasar, faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Kinerja Perusahaan Penerbit Saham
Jika suatu perusahaan memiliki kinerja yang baik, maka banyak investor yang akan menanamkan uangnya ke perusahaan tersebut. Namun, jika suatu perusahaan memiliki kinerja yang kurang baik maka minat para investor pun akan berkurang dan para investor akan lebih berhati-hati dalam menanamkan uangnya. Dengan demikian, semakin banyak investor yang menanamkan uangnya di suatu perusahaan maka harga saham akan meningkat dan return yang didapat juga akan meningkat. Sebaliknya, semakin sedikit investor yang menanamkan uangnya maka harga saham pun menurun sehingga return yang diperoleh juga akan menurun.
2. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
Jika nilai Rupiah sedang melemah maka harga saham pun akan turun, sedangkan saat nilai Rupiah menguat harga saham pun cenderung akan meningkat. Fluktuasi harga saham inilah yang nantinya juga akan mempengaruhi return yang dihasilkan.
3. Kondisi Ekonomi dan Politik
Pada tahun 2010 juga tercatat bahwa nominal PDB per kapita melebihi US$ 3.000 sehingga mengakibatkan investasi langsung dari luar negeri tumbuh secara signifikan sebesar 60%. Hal ini mengakibatkan return saham mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2010. Contoh lainnya yaitu pada tahun 2014 dimana return saham dan return pasar relatif kecil. Hal ini disebabkan pada tahun 2014 terjadi ketidakpastian hasil pemilu dan terjadi perdebatan tentang kenaikan harga BBM di Indonesia.
2.3.     Analisis Risiko Bisnis Perusahaan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
2.3.1.    Risiko Bisnis Perusahaan
1.   Perubahan nilai tukar mata uang
Contohnya, laba bersih MNC pada tahun 2015 menurun sebesar 32,7% dari tahun 2014. Penurunan pendapatan terutama disebabkan oleh rugi kurs yang belum direalisasi terhadap non-tunai. Selain itu, total liabilitas MNC pada tanggal 31 Desember 2015 tercatat meningkat sebesar 16,6% dari tahun 2014. Liabilitas jangka pendek naik sebesar 16,6% dari posisi tahun 2014. Peningkatan liabilitas MNC disebabkan oleh meningkatnya utang bank jangka panjang menjadi Rp 3,65 triliun dari Rp 3,14 triliun pada tahun sebelumnya berasal dari peningkatan nilai pinjaman yang disebabkan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap US$.
2.  Penurunan pengembalian aset (ROA) perusahaan
ROA PT Media Nusantara Citra Tbk ditunjukkan sebagai berikut:
2011
2012
2013
2014
2015
Triwulan III 2016
12,16%
18,49%
17,59%
12,9%
8,2%
7,27%
Dari hasil ROA PT Media Nusantara Citra Tbk, kita dapat melihat bahwa ROA PT Media Nusantara Citra Tbk semakin menurun dari tahun 2013 hingga saat ini (triwulan 2016). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan semakin buruk karena kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba semakin melemah.
3.  Penurunan pengembalian ekuitas (ROE) perusahaan
ROE PT Media Nusantara Citra Tbk ditunjukkan sebagai berikut:
2011
2012
2013
2014
2015
Triwulan III 2016
16,46%
22,71%
21,84%
18,7%
12,4%
10,93%
Dari hasil ROE PT Media Nusantara Citra Tbk, kita dapat melihat bahwa ROE PT Media Nusantara Citra Tbk semakin menurun dari tahun 2013 hingga saat ini (triwulan 2016). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu mengelola modal yang tersedia secara efektif dan efisien untuk menghasilkan pendapatan karena kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor semakin menurun.
4.  Melemahnya industri periklanan dan media
Namun, tahun 2015 adalah tahun yang sulit, seiring dengan sektor utama termasuk FMCG, telekomunikasi dan otomotof, sebagian besar digerakkan oleh perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin melindungi marjin dalam menghadapi peningkatan biaya produksi, mengurangi anggaran iklan mereka. Pasar iklan melemah pada tahun 2015, dengan penurunan bersih sebesar 2,7%. Penurunan ini sebagian besar disebabkan karena masalah makro dan diperburuk oleh depresiasi mata uang.
5.  Peningkatan beban langsung perusahaan
Beban langsung pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,7% dari tahun 2014. Biaya program lokal meningkat 3,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Ada juga peningkatan sebesar 8,8% dalam biaya program asing yang berharga dalam meningkatkan rating. Peningkatan tersebut didorong oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
6. Peningkatan beban umum dan administrasi
Peningkatan ini seiring dengan kenaikan biaya beban gaji dan tunjangan karyawan  
2.3.2.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Bisnis Perusahaan
1.   Kondisi perekonomian Indonesia
Pertumbuhan ekonomi sedikit melemah sepanjang tahun 2015. Perlemahan mata uang di tahun 2015 (terhadap dolar AS), pengeluaran kampanye yang rendah dikarenakan pembatasan pada biaya pengeluaran kampanye, menurunnya bidang manufaktur dan komoditas ekspor dan peningkatan terus menerus pada jumlah pengangguran telah berdampak pada ekonomi.
2.   Acara-acara yang ditampilkan
Di industri televisi, konten adalah segalanya. Konten adalah faktor utama pertumbuhan pangsa pemirsa. Program-program PT Media Nusantara Citra Tbk adalah faktor yang membedakan MNC dari para pesaing. MNC menawarkan rangkaian acara yang sangat bervariasi mulai dari sinetron, film-film box office, acara olahraga, pencarian bakat, reality show, animasi, hingga infotainment.
3.   Perubahan taraf hidup masyarakat
Jumlah masyarakat kelas menengah juga terus bertumbuh, seiring dengan membaiknya taraf hidup masyarakat kelas bawah yang memungkinkan mereka untuk bermigrasi ke kelas menengah. Hal ini akan menyebabkan perubahan orientasi pelanggan/pemirsa.
4. Perubahan terhadap kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah, maupun pihak berwenang lainnya
2.3.3.     Cara Perusahaan Menangani Risiko Bisnis Perusahaan
1.   Berfokus pada produk konsumer
2. Mengimplementasikan berbagai aktivitas untuk meningkatkan sinergi operasional  di seluruh unit bisnis
3. Berfokus pada konten lokal yang berkualitas dan menyesuaikan dengan selera serta tren yang sedang maupun akan popular
4. Menjaga keseimbangan produksi in-house dan outsourcing

BAB III
ANALISIS PORTOFOLIO BISNIS PERUSAHAAN

3.1.      Analisis Portofolio Bisnis Perusahaan Menggunakan BCG Matrix
Berikut analisa BCG matrix melalui 4 kategori terhadap PT Media Nusantara Citra, Tbk:
·      Star
Pada posisi ini perusahaan berada dalam posisi puncak dimana kondisi pertumbuhan pasar cukup pesat dan di lain pihak konsumen atau pangsa pasar yang dimiliki oleh perusahaan tersebut juga tinggi. Dalam posisi ini perusahaan akan gencar melakukan investasi yang cukup besar dalam meningkatkan kemampuan produksi serta kemampuan persediaan serta distribusinya sehingga dapat memanfaatkan dengan maksimal potensi pasar yang masih bertumbuh ini.
Divisi PT Media Nusantara Citra, Tbk yang termasuk dalam  gologan ini adalah television content and channel. Television content and channel tergolong kedalam star karena memiliki pangsa pasar dan tingkat pertumbuhan industri yang relatif tinggi. PT Media Nusantara Citra, Tbk mengoperasikan empat stasiun TV free to air, yaitu RCTI, MNC TV, Global TV, dan iNews TV. Dan juga memiliki 22 channel melalui TV berlangganan MNC Channel. Pangsa pasar untuk tahun 2011 adalah 38% untuk prime time. Pada tahun 2012 ketiga stasiun TV FTA MNC memiliki pangsa pemirsa sebesar 38% . Pada akhir tahun 2013, 3 stasiun TV FTA MNC berhasil meningkatkan pangsa pemirsanya sebesar 2,1% di seluruh wilayah demografi pada slot prime time menjadi 40,1% dibandingkan 38,0% pada tahun 2012. Pada tahun 2014 pangsa pasar permisa stasiun TV FTA MNC 29,7%. Pada akhir tahun 2015, 3 stasiun TV FTA MNC berhasil meningkatkan pangsa pemirsanya sebesar 6,6% yaitu dari 29,7% di tahun 2014 menjadi 36,3% ditahun 2015.
Dapat dilihat dari grafik di bawah ini, bahwa PT Media Nusantara Citra, Tbk menjadi market leader di pasar  televission content and channel.
·      Questions Marks
Kondisi ini buruk bagi perusahaan karena kebutuhan kasnya tinggi sementara pendapatannya rendah. Pada posisi ini perusahaan atau produk berada pada posisi dimana memiliki pangsa pasar yang kecil tetapi masih berada dalam kondisi dimana pasar mengalami pertumbuhan yang cukup besar sehingga masih terdapat potensi untuk menjadi star.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah Online Media. Media online merupakan pasar bisnis yang besar dengan pertumbuhan yang sangat pesat di dunia, karena semua masyarakat ingin hal yang mudah, cepat, dan serba instan. Tetapi bisnis media online dalam PT Media Nusantara Citra, Tbk belum memiliki pangsa pasar yang besar tetapi karena pasar produk ini mengalami pertumbuhan yang besar maka tidak menutup kemungkinan setelah adanya perbaikan-perbaikan atau inovasi yang baru di dalam bisnis media online PT Media Nusantara Citra, Tbk, media online perusahaan ini dapat memiliki pangsa pasar yang besar dan akan menjadi golongan star.
Berikut grafik pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia:

·      Cash Cows
Pada posisi ini perusahaan telah melewati posisi star, dimana potensi pasar yang ada telah dimanfaatkan secara maksimal dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Kondisi ini disebut Cash Cows karena menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkannya, dan pendapatan kasnya sering digunakan untuk membiayai sektor usaha yang lain.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah Advertising Agency. Termasuk cash cow karena memiliki pangsapasar yang tinggi, namun membutuhkan kas yang relatif kecil dan karena memiliki market share tinggi, tetapi memiliki market growth yang rendah. Pada tahun 2014 mayoritas pendapatan usaha berasal dari pendapatan iklan yang menyumbang porsi pendapatan sebesar 88% dari keseluruhan pendapatan Perseroan.
·      Dogs
Pada posisi ini perusahaan mengalami situasi yang sulit, dimana pangsa pasar yang kecil, artinya perusahaan tidak memiliki jumlah konsumen yang cukup banyak dan perusahaan juga berada pada posisi dimana pertumbuhan pasarnya rendah. Perusahaan pada posisi ini perlu melakukan perbaikan seperti inovasi produk hingga strategi dalam promosi agar dapat merebut pangsa pasar. Jika tidak berhasil melakukan hal tersebut, maka dapat dipastikan produk tersebut dilikuidasi atau ditarik dari pasar.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah Print Media and Radio. Seperti kita ketahui, saat ini masyarakat sudah banyak yang beralih ke internet. Segala hal dapat di temukan di dalam internet dengan mudah, murah, dan cepat. Hal ini menjadi salah satu penyebab menurunnya pangsa pasar terhadap media cetak dan radio. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya pendapatan dalam dua bisnis ini.
Berikut grafik pertumbuhan televisi, internet, surat kabar dan radio di Indonesia:

3.2.      Faktor-Faktor yang Digunakan untuk Analisis BCG Matrix
1.  Market Share (Pangsa Pasar)
Pangsa pasar adalah persentase dari total pasar yang sedang dilayani oleh perusahaan, baik dalam hal pendapatan atau dalam satuan volume. Semakin tinggi pangsa pasar, semakin tinggi proposi pasar yang akan dikontrol. Kondisi pangsa pasar yang rendah tidak menambah keuntungan, namun kondisi pangsa pasar yang tinggi belum tentu juga menguntungkan jika tidak ada upaya memberikan diskon secara agresif.
2. Market Growth (Pertumbuhan Pasar)
Pertumbuhan pasar digunakan sebagai ukuran dari daya tarik pasar.
Jika pasar mengalami pertumbuhan pasar tinggi dari total perkembangan pasar, maka akan relatif mudah bagi bisnis untuk menambah keuntungan mereka, bahkan jika pangsa pasar mereka tetap stabil.
BAB IV
ANALISIS PROGRAM CSR DAN
PENGELOLAAN RISIKO JANGKA PANJANG PERUSAHAAN

4.1.      Analisis Program CSR
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau dividen, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
Program CSR Media Nusantara Citra, Tbk meliputi:
1. Bidang Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga
·      Mengadakan media literasi terhadap masyarakat non-media di Jakarta, Jambi, Palembang, dan Bandung
·      Pengembangan olahraga futsal
·      Memberikan sponsor acara Pekan Budaya Jawa
·      Memberikan bantuan dana untuk acara MTQ Nasional di Tanah Datar
·      Memberikan bantuan dana dalam rangka memperingati ulang tahun kemerdekaan RI
2. Bidang Agama
·      Memberikan sumbangan perayaan Natal dan Ramadhan
·      Memberikan sumbangan renovasi Masjid Al Hidayah di Sumedang
·  Memberikan sumbangan hewan Qurban melalui masjid di area perkantoran Perseroan dan unit bisnisnya
·      Mengadakan program buka puasa dengan anak-anak yatim piatu
·      Memberikan bingkisan lebaran bagi anak-anak asuh di sekitar transmisi milik Perseroan
3. Bidang Sosial Ekonomi
·      Membangun jembatan di daerah Lebak, Banten
·      Memberikan bantuan sembako untuk korban longsor Banjarnegara
·      Memberikan bantuan sembako bagi korban bencana gunung Sinabung dan banjir bandang di Manado
·      Memberikan bantuan sembako dan makanan siap saji bagi korban bencana gunung Kelud, Jawa Timur
·   Mengadakan tanggap darurat dan bantuan untuk korban banjir Jakarta, Kampung Pulo Jakarta, dan Cabangbungin Bekasi
·      Mengadakan pasar murah minyak goreng di lokasi perkantoran MNC Group
·      Mengadakan program mudik bareng
4. Bidang Kesehatan
·      Melaksanakan pengobatan gratis bekerjasama dengan Lanud Suryadarma
·      Melaksanakan khitanan massal di Palembang, bekerjasama dengan Kodim 11 Sriwijaya
·      Melaksanakan donor darah
·      Melaksanakan pemeriksaan kesehatan umum dan gigi gratis di Sumedang dan Jakarta
·      Memberikan bantuan dana sekolah untuk anak asuh Mutiara Bangsa

Perseroan juga melaksanakan kegiatan bekerjasama dengan Yayasan Jalinan Kasih dalam memberikan bantuan di bidang:
1. Bidang Pendidikan
·      Memberikan bantuan Alat Bantu Dengar [ABD] kepada anak-anak sekolah penderita tuna rungu
2. Bidang Kesehatan
·      Melaksanakan bakti sosial dan pengobatan gratis di seluruh wilayah Jabodetabek dengan target 1000 orang per hari.
·      Memberikan bantuan kesehatan kepada Sheryl Aulia, penderita Abses Serebri [benjolan di otak]
·      Memberikan bantuan operasi kepada penderita tumor dan gondok
·      Memberikan bantuan operasi katarak
·      Memberikan bantuan operasi bibir sumbing
·      Memberikan bantuan operasi hernia di daerah Gombong, Jawa Tengah
·      Mengadakan pengobatan umum dan gigi gratis
·      Menyediakan ambulance gratis bagi masyarakat sekitar komplek perkantoran

Selain itu, Perseroan bersama-sama dengan Yayasan Jalinan Kasih melakukan penggalangan dana pemirsa dan menyalurkan untuk membantu para korban bencana alam dan politik yaitu:
·      korban bencana gunung Sinabung
·      korban banjir bandang Jakarta dan Manado
·      korban politik Gaza Palestina
·      korban tsunami di Philipina

PT Media Nusantara Citra, Tbk memiliki sumber pendanaan dari Korporasi dalam menjalankan kegiatan sosial. Selain itu, Perseroan juga menggalang dana dari para pemirsa stasiun TV yang termasuk dalam grup Perseroan.

4.2.      Analisis Pengelolaan Risiko Jangka Panjang Perusahaan
1. Risiko tingkat bunga
Risiko tingkat bunga adalah risiko di mana nilai wajar arus kas di masa depan akan berfluktuasi karena perubahan tingkat suku bunga pasar. PT Media Nusantara Citra, Tbk terpengaruh risiko perubahan suku bunga pasar terutama terkait dengan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dengan suku bunga mengambang. PT Media Nusantara Citra, Tbk mengelola risiko ini dengan menjaga kecukupan pinjaman dengan bunga mengambang dan tepat dan melakukan pinjaman tetap dari pihak yang dapat memberikan tingkat suku bunga yang lebih rendah dari bank lain. Jadwal pembayaran pokok pinjaman utang jangka panjang dijelaskan pada Catatan 20. Selain itu, PT Media Nusantara Citra, Tbk melakukan negosiasi untuk pinjaman dengan persyaratan yang lebih fleksibel untuk membayar pinjaman itu sehingga dapat dilakukan pelunasan apabila tingkat bunga meningkat tinggi.
2. Risiko Pasar
Industri media di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang berkesinambungan dari tahun ke tahun, dengan pertumbuhan ekonomi negara yang positif, ditandai oleh konsumsi domestik yang kuat dan kenaikan dalam profil investasi. Tantangan dalam sektor industri televisi adalah rencana untuk berpindah dari analog ke digital, yang mungkin terjadi secara bertahap hingga tahun 2018. Manajemen menyadari tantangan dan perkembangan yang ada dan terus memperhatikan perkembangan industri dalam rencana tahunan dan jangka panjang. Pertumbuhan pendapatan yang kuat dan peningkatan pangsa pasar penonton digabungkan dengan fokus manajemen pada pengendalian biaya untuk meningkatkan kompetitif di industri serta terus meningkatkan teknologi, kompetensi sumber daya manusia dan proses bisnis.
3. Risiko mata uang asing
Sebagian pembelian program dan peralatan siaran menggunakan nilai tukar mata uang asing, terutama mata uang US Dolar dalam transaksinya. Namun demikian, transaksi pembelian atau pembayaran tidak berdampak signifikan bagi PT Media Nusantara Citra, Tbk untuk tahun 2013 dan 2012. Hampir semua penempatan deposito berjangka dalam mata uang asing adalah bersifat on call dan bersifat jangka pendek. Dengan demikian, PT Media Nusantara Citra, Tbk memiliki risiko mata uang asing yang tidak signifikan atas fluktuasi mata uang asing.
Fluktuasi nilai tukar US Dollar terhadap mata uang asing ini menyebabkan PT Media Nusantara Citra, Tbk mengalami kerugian mata uang asing masing-masing sebesar Rp 133.713 juta dan Rp 52.246 juta pada tahun 2013 dan 2012. PT Media Nusantara Citra, Tbk mengelola risiko mata uang asing sebagai berikut:
·      PT Media Nusantara Citra, Tbk memanfaatkan peluang harga pasar nilai tukar mata uang lainnya (multi currency) untuk menutup kemungkinan risiko melemahnya nilai tukar fungsional dan begitu sebaliknya, sehingga adanya pergerakan nilai tukar uang nonfungsional bisa saling menghilangkan. Transaksi valuta mata uang biasa dilakukan dengan selalu mempertimbangkan kurs yang menguntungkan PT Media Nusantara Citra, Tbk. 
·      Grup mengatur risiko dengan berusaha menyeleraskan penerimaan dan pembayaran untuk setiap jenis mata uang.

BAB IV
KESIMPULAN

-       Dari hasil analisis risiko dapat dikatakan bahwa PT Media Nusantara Citra, Tbk memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan risiko pasar. Namun, return yang ditawarkan oleh PT Media Nusantara Citra, Tbk lebih tinggi pula dibandingkan dengan return pasar atau sering disebut dengan HIGH RISK-HIGH RETURN.
-      Dari hasil analisis portofolio bisnis perusahaan dengan menggunakan BCG Matrix, unit bisnis (SBU) milik PT Media Nusantara Citra, Tbk dapat digolongkan menjadi 4 kategori, yakni star, question mark, cash cow, dan dog. Unit bisnis yang tergolong star adalah television content and channel. Unit bisnis yang tergolong question mark adalah online media. Unit bisnis yang tergolong cash cow adalah advertising agency. Unit bisnis yang tergolong dog adalah print media and radio. Dari hasil tersebut, maka unit bisnis yang berada di kategori dog perlu diupayakan agar berada di posisi yang lebih baik, apalagi unit bisnis tersebut masih memberikan keuntungan bagi PT Media Nusantara Citra, Tbk.
-      PT Media Nusantara Citra, Tbk merupakan salah satu perusahaan media terbesar di Indonesia, perusahaan ini tentu memiliki Corporate Social Responsibility (CSR). CSR yang dilakukan oleh perusahaan ini meliputi bidang kesehatan, pendidikan, sosial ekonomi, kebudayaan dan olahraga serta agama. CSR sudah dilakukan selama perusahaan berdiri. Strategi yang diterapkan dalam pengelolaan risiko oleh PT Media Nusantara Citra, Tbk adalah dengan cara membagi risiko, menghindari risiko, mengurangi tingkat risiko melalui sistem pengendalian internal, atau menerima risiko yang ada. Risiko jangka panjang perusahaan meliputi  risiko mata uang asing, risiko tingkat bunga, dan risiko pasar.


DAFTAR PUSTAKA